Monday, September 22, 2008

aku, sekali lagi berharap

ketika diriku sedang berada di sebuah gua yang gelap gulita.
yang kupikirkan cuma satu, titik terang.

indra penglihatanku tak bekerja.
kuraba-raba dinding gua itu.
hanya basah dan lengket yang terasa.
terdengar kepakkan sayap dari kejauhan, entah apa.

aku ingin keluar!

yang kuharapkan hanya satu, titik terang.
dimanakah engkau?

namun ketika aku berharap, hati kecil ini menamparku:
"Masih ingatkah kejadian dulu, ketika kamu berada di gua sebelumnya?
Pada waktu itu kamu berharap, tapi apa yang kau dapat...
tidak ada!
Hanya asa palsu yang tertinggal di hatimu dan kesedihan yang membasahi pipimu!"

aku, sekali lagi terduduk.
diam dan terisak di kegelapan.

berita televisi

tadi pagi aku menyalakan televisi.
seperti biasa, sang presenter berkoar-koar membacakan berita-berita anarkis.
aku terdiam.
ketika aku melihat berita itu.

seorang pria tewas mengenaskan tanpa sebab di kamar tidurnya tadi malam.
dengan berpakaian tidur seadanya, tubuhnya bersimbah darah.
dia seorang diri.
tidak ada sanak saudara yang mendatanginya, bahkan meratapinya.
dan nampaknya juga dia tidak memiliki teman.
karena ketika ia dikubur, tidak ada yang datang.
hanya beberapa polisi dan wartawan, serta seorang penggali kubur.
bahkan penaburan bunga di atas kuburannya pun seadanya.

ketika sang wartawan menyebutkan nama dan memperlihatkan fotonya, aku terdiam.

karena jasad itu adalah diriku.

kamis pukul dua belas malam

selamat tidur, bintang.
aku harap kamu mimpi indah.

meskipun tidak bersamaku.
tidak akan pernah bersamaku.

aku akan merelakanmu.

selamat tidur dan selamat tinggal.

anti-artificial

repost from facebook notes,
Friday, August 29, 2008 at 5:55pm:

sudah sewajarnya kalo kita liat orang yang cantik ato yang cakep, mata kita pasti belanja. mata bagus, wajah mulus, bodi aduhai. pertanyaan pertama yang ada di kepala kita adalah, 'dia udah punya pacar belum, ya?'


yap, manusiawi.
tapi penasaran gak, sih, kalo sang idaman kita artificial atau tidak?

menurutku, fisik itu gak penting.
badan berotot hasil diet karbohidrat dan keringetan di gym.
muka kinclong karena susah payah gak makan ini itu di erha.
atau garuk-garuk tenggorokan pake telunjuk biar badan kurus perut singset.

buat apa juga dibagus-bagusin luarnya, cumn untuk nutupin dalemnya yang ternyata bercacat.
ibarat beli macbook mulus tapi hardwarenya gak jalan. berkarat.

well, it's up to you guys.
ada pepatah mengatakan (gak tau darimana) kalo yang cakep selalu dapet yang cakep, dan yang brengsek selalu dapet yang brengsek.

gimana kalo orang itu cakep dan brengsek?
.... :)

berarti langkah kita selanjutnya bila ketemu orang yang cakep ato cantik lagi, pertanyaan yang seharusnya ada di dalam otak adalah, 'apakah hatinya sesempurna luarnya?'

don't jugde a book by it's cover, right?

bintang

repost from facebook notes,
Wednesday, August 27, 2008 at 10:44am:

aku melihatmu bintang.
bersinar diatas langit.

tapi apa yang akan kamu lakukan,
diam saja disana,
dan bercahaya lebih nyata?

ataukah kau akan jatuh didepanku,
berpendar diatas tanah?

hanya dirimu, hatiku dan Tuhan yang akan mengetahuinya.

Tuesday, September 16, 2008

andaikan dunia tanpa tipe

kadang, kalau urusan cari pacar, semua orang pasti nyari yang sesuai dengan tipe.
tinggi, gemuk, cantik, ganteng, sipit, kulit putih, badan berotot, kurus kering ato apalah...
pernah kepikir, gak, semua manusia di dunia ini tidak memiliki tipe?

ketika kita diperlihatkan pada seorang calon pacar. tentu saja tidak lihat tipenya. mau kurus kek, mau gendut kek, mau ini kek, mau itu kek.
yang dilihat cuman personalitas dan hatinya.

tempat fitnes pasti gak ada,
gak kenal kata diet,
gak ada yang namanya erha ato natasha,
gak bakalan deh banyak produk yang dijual dipasaran,
menekan konsumtivitas.

hmm..
gak ada juga beauty pageant,
tentu aja Martha Tilaar gak seterkenal dan sekaya sekarang.

semua orang berlomba-lomba menjadi orang yang baik, dan semua orang pula berusaha untuk memiliki personalitas yang terbaik.


Yah, well. kenyataannya tidak demikian, bukan?
it's all about the outside, not the inside.
dan mindset kita sekali lagi, salah.

Wednesday, September 03, 2008

Bintang - Bukan Sebuah Penyesalan

Namanya juga manusia. Siapa, sih, yang suka sendiri?
Meskipun kadang sedang bersama teman, pun, masih terasa sepi.

Kadang. Ketika malam semakin malam dan perjalanan pulang semakin terasa sepi.
Aku turun dari angkotku. Jauh dari rumahku.

Aku berjalan.
Menikmati gesekan sepatuku dengan aspal jalan.
Menengadah.
Aku melihat dirimu. Alpha Centauri, Bintang yang paling bersinar di langit.

Temanku pernah berkata, "Jangan pernah menyukai sebuah bintang. Dia jauh. Kamu gak akan bisa meraihnya!"
Aku hanya tertawa.
Sejak kapan aku menyukai bintang karena jaraknya yang jauh?
Sejak kapan aku menyukai bintang karena tidak akan bisa didapat?
Ibarat pungguk merindukan bulan.
Sampai kapan pun Sang Bulan tetap berada di orbitnya. Tidak akan menoleh sedikit pun pada Sang Perindu.

Aku hanya butuh seseorang untuk diagungkan.
Seperti Alpha Centauri yang menemani dalan setiap langkahku.
Pulang.